KERAMIK
PENGGANTI GRAFT TULANG
TUGAS
REKAYASA BAHAN
OLEH
:
FANDI
AHMAD C2A012011 2012
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
2013
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Biomaterial sudah sejak lama digunakan. Pada zaman
Mesir kuno dan Phoenic, gigi yang lepas digantikan dengan gigi buatan yang
diikatkan dengan kawat emas ke gigi yang berada disebelahnya (Park et. Al,
2000) dan pada awal 1900-an, pelat tulang digunakan untuk menyangga tulang yang
patah dan untuk mempercepat penyembuhan tulang (Ben – Nissan, 2004). Di era
modern seperti ini manusia di tuntut untuk selalu berfikir keras dengan
banyaknya permasalahan yang timbul dalam
kehidupan manusia pada jaman itu, seperti contohnya dalam bidang kesehatan
manusia selalu membutuhkan hal yang modern untuk menggantikan alat yang
terdapat pada tubuh manusia.
Tulang
adalah suatu sistem pada tubuh manusia yang berfungsi untuk menyangga tubuh manusia,
membentuk tubuh manusia agar seperti bentuk sempurnanya. Namun apabila salah
satu tulang tersebut rusak bagaimanakah yang akan terjadi? Dalam bidang “engineering” sendiri ilmuwan mulai
menemukan ide untuk mengganti tulang denagn polimer yang bisa beradaptasi
dengan tubuh mansia seperti keramik pengganti tulang dan sebagainya.
Keramik
adalah material non metal yang telah di kenal luas dan banyak di jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Pada umumnya keramik tahan terhadap temperatur yang
tinggi, kekerasan yang sangat tinggi, massa jenis yang rendah dan mempunyai
thermal konduktivitas yang rendah daripada logam. Walaupun ada sedikit
kekurangan pada keramik namun hal tersebut sudah terbukti untuk menggantikan
tulang pada manusia, keramik dapat menggantikan sifat-sifat tulang yang akan di
ganti paad manusia dan bagusnya keramik bersifat adpat berubah menjadi sel bila
lama-kelamaan tersimpan pada tubuh manusia tersebut
B. TUJUAN
Tujuan
dari penulisan makalah ini di antara lainya adalah :
1. Mengetahui
pengertian dari keramik (pengganti graft tulang)
2. Mengetahui
kegunaan keramik pengganti tulang
3. Mengetahui
sifat-sifat keramik pengganti tulang
4. Mengetahui
macam-macam keramik dan kehunaanya
5. Mengetahui
struktur dan sifat keramik
6. Mengetahui
pembuatan dan aplikasi secara langsung kegunaan keramik (implan dental)
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Keramik adalah material non metal
yang telah di kenal luas dan banyak di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada
umumnya keramik tahan terhadap temperatur yang tinggi, kekerasan yang sangat
tinggi, massa jenis yang rendah dan mempunyai thermal konduktivitas yang rendah
daripada logam.
Keramik
adalah material logam dan non logam yang memiliki ikatan atom ionik atau ikatan
ionik dan ikatan kovalen. Sedangkan pengertian biokeramik adalah keramik yang
digunakan untuk kesehatan tubuh dan gigi pada manusia (Billote, 2003). Sifat
biokeramik antara lain tidak beracun, tidak mengandung zat karsinogik, itdak
menyebabkan alergi, tidak menyebabkan radang, memiliki biokompatibel yang baik,
tahan lama.
B.
KEGUNAAN
KERAMIK
Biomaterial sudah sejak lama
digunakan. Pada zaman Mesir kuno dan Phoenic, gigi yang lepas digantikan dengan
gigi buatan yang diikatkan dengan kawat emas ke gigi yang berada disebelahnya
(Park et. Al, 2000) dan pada awal 1900-an, pelat tulang digunakan untuk
menyangga tulang yang patah dan untuk mempercepat penyembuhan tulang
(Ben–Nissan,2004).
Biomaterial menurut Black adalah material pasif yang digunakan dalam dunia kesehatan, yang akan diinteraksikan dengan system biologi. Menurut William adalah material yang digunakan pada sistem biologi untuk mengevaluasi, mengobati, atau mengganti sel-sel, organ, atau fungsi tubuh. Dan menurut Park dan Bronzio adalah material sintetis yang digunakan untuk mengganti bagian sistem atau fungsi tubuh yang dihubungkan langsung dengan sel-sel hidup. Secara umum biomaterial dapat diartikan sebagai material yang ditanam di dalam tubuh manusia untuk pengganti jaringan atau organ tubuh yang terserang penyakit ataupun yang rusak atau cacat.
Semua jenis material dapat digunakan, yaitu logam, keramik, polimer, komposit, dan semikonduktor, dengan syarat material yang digunakan tidak beracun dan tidak mengganggu jaringan-jaringan lain dalam tubuh manusia
Biomaterial menurut Black adalah material pasif yang digunakan dalam dunia kesehatan, yang akan diinteraksikan dengan system biologi. Menurut William adalah material yang digunakan pada sistem biologi untuk mengevaluasi, mengobati, atau mengganti sel-sel, organ, atau fungsi tubuh. Dan menurut Park dan Bronzio adalah material sintetis yang digunakan untuk mengganti bagian sistem atau fungsi tubuh yang dihubungkan langsung dengan sel-sel hidup. Secara umum biomaterial dapat diartikan sebagai material yang ditanam di dalam tubuh manusia untuk pengganti jaringan atau organ tubuh yang terserang penyakit ataupun yang rusak atau cacat.
Semua jenis material dapat digunakan, yaitu logam, keramik, polimer, komposit, dan semikonduktor, dengan syarat material yang digunakan tidak beracun dan tidak mengganggu jaringan-jaringan lain dalam tubuh manusia
Terutama dalam pembahasan ini
adalah material keramik pengganti tulang, dengan pembuatan polimer keramik yang
sifat-sifat yang diserupai dengan tulang maka tidak mustahil bagi ilmuan
engineering untuk menggantikan sistem kerja tulang dengan plimer keramik yang
telah di adaptasikan sebelumnya.
C.
SIFAT-SIFAT
KERAMIK PENGGANTI TULANG
Keramik merupakan material padat, campuran inorganik
yang terdiri dari elemen-elemen metalik dan nonmetalik terikat bersama melalui
ikatan ionik atau kovalen. Sebagian besar keramik termasuk ke dalam
campuran-campuran seperti silika (SiO2) dan alumina (Al2O3). Bila diproses
secara tepat sehingga memiliki kemurnian tinggi, mereka menunjukkan
biokompatibilitas yang sempurna (satu fungsi dari insolubilitas dan inertnesskimia) dan ketahanan wear yang tinggi (keras, licin,
permukaan hidrofilik). Material keramik merupakan material yang sangat kaku dan
brittle, namun sangat kuat di bawah
beban kompresi. Dalam orthopedi, keramik merupakan material yang baik untuk dua
aplikasi yang sangat berbeda. Pertama, termasuk penggunaannya dalam
komponen-komponen arthroplastisendi total sebagai keramik penuh, seperti
alumina dan zirkonia, dengan ke-inert-an dan
ketahanan wear yang lebih superior
dibandingkan alloy-alloy
metalik. Kedua, termasuk pemakaian keramik, sepert ikalsium fosfat
dan bioglass (SiO2-Na2O-CaO-P2O5),
sebagai pengganti graft tulang dan
sebagai selubungan osteokonduktif untuk implan-implan metalik, memungkinkan
permukaan-permukaan di mana tulang akan berikatan dengan peralatan tersebut.
Keberhasilan dan keterbatasan keramik pada aplikasi-aplikasi tersebut dapat
dipahami melalui pertimbangan akan ikatan-ikatan, struktur, dan sifat-sifat
mereka.
D. MACAM-MACAM KERAMIK
1.
KERAMIK
BIONERT
Keramik bioinert adalah material keramik yang interaksi dengan sel-sel
disekitarnya sangat sedikit di dalam tubuh manusia. Reaktifitas kimianya
rendah, pada waktu yang cukup lama ikatan antar muka dengan sel tubuh juga
sedikit (Bhat, 2005). Biokeramik jenis ini memiliki kelebihan yaitu, relatif
stabil di dalam tubuh manusia, tidak berbahaya, tahan korosi dan tahan lama.
Kinerja keramik bioinert dalam tubuh dijelaskan sebagai berikut:
Kapsul serabut terbentuk disekitar permukaan implant bioinert dan tidak
membuat ikatan dengan tulang. Ketebalan kapsul tergantung dari kompatibeitas
sel material bioinert. Semakin baik kompatibelitas sel maka semakin tipis
kapsul serabut yang terbentuk. Dengan demikian, fungsi biokeramik ini
tergantung pada intergrasi sel dengan implant yang ditanam (Ben – Nissan,
2004).
Contoh keramik jenis ini antara lain keramik single oxide, alumina,
zirconia, karbon termasuk ke dalam jenis keramik bioinert. Sedangkan
aplikasinya adalah biasa digunakan untuk pelat tulang, sekrup tulang, sendi
buatan, katup jantung buatan, dan komponen bongkol tulang paha (Billote, 2003;
Li dan Hastings, 1998).
2.
KERAMIK
BIO-AKTIF
Keramik bioaktif adalah keramik yang dapat menciptakan respon biologi di
permukaan material, yang akan menghasilkan suatu ikatan antara sel dan
material. Pada prosesnya terjadi reaksi kimia tetapi hanya dipermukaan saja
(Billote, 2003). Kelemahan material ini antara lain sifat mekanisnya lebih
buruk dibandingkan dengan keramik bioinert, kecuali A-W glass yang kekuatannya
lebih tinggi daripada cortical bone. Oleh karena itu, keramik bioaktif tidak
dapat diaplikasikan untuk implant yang menahan beban seperti implant sendi. [1]
Kinerja biokeramik bioaktif di dalam tubuh yaitu saat implantasi,
permukaan keramik bereaksi membentuk ikatan dengan sel-sel terdekat. Permukaan
implant bereaksi terhadap perubahan pH sekitar dengan melepas ion Ca2+,
Na+, dan K+ dan membentu membentuk ikatan permukaan
dengan sel-sel sekitar (Hench dan Wilson, 1993). Reaksi pertukaran antara
implant bioaktif dengan cairan tubuh disekitar implant pada beberapa kasus
dapat membentuk lapisan CHA (Carbonated Hidroxyapatite) yang menyerupai mineral
yang terkandung dalam tulang pada implant (Ben – Nissan, 2004).
Contoh material jenis ini antara lain hidroksi apatit, bioglass,
ceravital, keramik A-W glass. Sedangkan aplikasinya adalah untuk pembedahan
tulang dan pengisi cacat tulang. Material ini digunakan dalam bentuk blok,
material berpori, granula (Hench dan Kokuho, 1998).
3.
KERAMIK
BIO-SERORABLE
Keramik bioserorable adalah material yang akan berbaur dan lama-lama
tergantikan oleh sel-sel baru yang tumbuh di dalam tubuh manusia. Atau dengan
kata lain, implant restorable didisain untuk terdegradasi perlahan dan
tergantikan oleh sel-sel tubuh yang baru tumbuh. Kelebihan material jenis ini
antara lain dapat menghilangkan implant dan digantikan oleh tulang yang dapat
berfungsi dengan baik, sehingga dapat mengurangi efek masalah
biokompatibilitas. Kinerja keramik bioresorbable yaitu tingkat peresapan
material implant harus sesuai dengan tingkat pertumbuhan sel tubuh karena
adanya kemungkinan kapasitas penahanan beban implant melemah dan gagal (Hench
dan Wilson, 1993).
Contoh material jenis ini antara lain β-trikalsium fosfat, kalsium
karbonat, kalsium sulfat, carbonate apatite. Aplikasi material jenis ini adalah
untuk membantu penyembuhan tulang karena penyakit atau trauma, pengisi cacat
tulang, obat (Billote, 2003).
E. SIFAT DAN STRUKTUR KERAMIK
1.
SIFAT KERAMIK
Keramik merupakan material padat, campuran inorganik yang terdiri dari
elemen-elemen metalik dan nonmetalik terikat bersama melalui ikatan ionik atau
kovalen. Sebagian besar keramik termasuk ke dalam campuran-campuran seperti
silika (SiO2) dan alumina (Al2O3). Bila diproses secara tepat sehingga memiliki
kemurnian tinggi, mereka menunjukkan biokompatibilitas yang sempurna (satu
fungsi dari insolubilitas dan inertnesskimia) dan ketahanan wear
yang tinggi (keras, licin, permukaan hidrofilik). Material keramik merupakan
material yang sangat kaku dan brittle, namun sangat kuat di bawah
beban kompresi. Dalam orthopedi, keramik merupakan material yang baik untuk dua
aplikasi yang sangat berbeda. Pertama, termasuk penggunaannya dalam
komponen-komponen arthroplastisendi total sebagai keramik penuh, seperti
alumina dan zirkonia, dengan ke-inert-an dan ketahanan wear
yang lebih superior dibandingkan alloy-alloy metalik. Kedua,
termasuk pemakaian keramik, sepert ikalsium fosfat dan bioglass
(SiO2-Na2O-CaO-P2O5), sebagai pengganti graft tulang dan sebagai
selubungan osteokonduktif untuk implan-implan metalik, memungkinkan
permukaan-permukaan di mana tulang akan berikatan dengan peralatan tersebut.
Keberhasilan dan keterbatasan keramik pada aplikasi-aplikasi tersebut dapat
dipahami melalui pertimbangan akan ikatan-ikatan, struktur, dan sifat-sifat
mereka.
2. STRUKTUR
KERAMIK (MIKRO KERAMIK)
Kebanyakan keramik memiliki struktur mikro poligranuler yang sama seperti
alloy metalik. Sifat-sifat keramik tercatat luas karena karakteristik
mikrostrukturnya, termasuk ukuran grain, porositas, dan tipe dan
distribusi fase-fase dalam masing-masing grain. Sebagaimana halnya
dengan alloy metalik, struktur mikro keramik dapat diubah secara
bermakna melalui teknik-teknik pemrosesan thermal.
Satu teknik tersering fabrikasi material keramik adalah mencampur
partikel-partikel halus dari material dengan air dan satu pengikat organik dan
menekan mereka ke dalam satu mold untuk membentuk sesuai yang
diinginkan. Selanjutnya dikeringkan melalui pemanasan untuk menguapkan airnya
dan membakar habis bahan pengikatnya. Bagian ini kemudian di-fired
atau sintered pada satu temperatur yang lebih tinggi. Proses ini
menjadikannya densifikasi sebagaimana partikel-partikel masuk ke dalam kontak
dekat yang terarahkan oleh mekanisme-mekanisme seperti difusi, evaporasi, dan
kondensasi yang mengurangi energi permukaan total dalam bagian itu. Sebagaimana
halnya dengan casting alloy metalik, mikro struktur yang terjadi
(sehingga juga sifat-sifatnya) dari bagian keramik akan bergantung pada kontrol
dari variabel-variabel kunci dalam pemrosesannya. Sebagai contoh, strength
adalah berbanding terbalik secara proporsional baik dalam hal ukuran grain
maupun porositas. Ukuran grain dapat dikontrol melalui ukuran awal
partikel-partikel yang akan diguneakan membentuk bagian, di mana semakin kecil
ukurannya maka semakin kecil ukuran grain yang didapat. Bagimanapun,
ukuran grain akan meningkat selama pemrosesan berlangsung, di mana
porositas akan dikurangi, sehingga sintering time adalah sangat
penting.
F. PROSES PRODUKSI KERAIK DAN APLIKASINYA
Proses Produksi Ceramic Biomaterial
Mengandung Material Tulang pada Alumina Substrat
Proses pembuatan biomaterial keramik
dimana substrate alumina dilapisi dengan lapisan intermediet kalsium
pirofosfat untuk menambal pori-pori material kalsium fosfat di keramik alumina substrate.
Pori-pori material kalsium fosfat adalah pori-pori yang berasal dari tulang.
Lapisan intermediet kalsium pirofosfat dan pori-pori material tulang berikatan.
Proses :
1. Persiapan dari keramik alumina
substrate
Slurry (adonan) disiapkan dengan
penggilingan bubuk Alumina bersama dengan binder (bahan pengikat), dispersant,
air dll. Sampel dibuat dengan membentuk balok yang didapat dari adukan. Setelah
pengeringan, sampel disinterisasi untuk membentuk Sampel alumina keramik substrate
padat
2. Persiapan Kalsium Metafosfat (CP)
Kalsium Karbonat dan Amonium Bifosfat digiling basah (dengan
menggunakan larutan alkohol) di dalam ball mill yang mengandung alumina
milling balls. Setelah hasil adonan difilter, hasil adonan tersebut dipanaskan
untuk menghilangkan larutan alkohol, kemudian dikeringkan di pemanas pada suhu
70°C selama 24 jam. Bubuk kering dipanaskan di suhu tinggi (800°C) selama 8
jam. Selanjutnya terbentuk bubuk Kalsium Metafosfat yang berbentuk seperti buih
/ busa.
3. Pelapisan Alumina substrate dengan
Kalsium Metafosfat (pelapisan pertama)
Komposisi lapisan larutan Kalsium
Metafosfat disiapkan dengan mencampur bubuk Kalsium Metafosfat dengan air
deionisasi dengan bantuan dispersant pada beragam konsentrasi. Sampel
Alumina substrat dilapisi dengan cara mencelupkan didalam larutan Kalsium
Metafosfat. Setiap lapisan substrat kemudian disinterisasi sehingga dapat
mencapai ikatan yang kuat antara lapisan dan substrat. Sinterisasi berada pada
suhu lebih dari 950°C. Kalsium Metafosfat tidak menempel ke alumina substrat
sejak temperature sinterisasi lebih kecil dari titik lebur Kalsium Metafosfat.
Ketika suhu sinterisasi mencapai 1000°C, Kalsium Metafosfat berikatan kuat
dengan Alumina substrat. Ketika suhu sinterisasi naik ke 1050°C , sebuah fasa
baru terbentuk yaitu β-Kalsium Metafosfat yang berada di daerah permukaan dari
produk sinterisasi. Setelah sekian waktu dipanaskan dengan suhu 1050°C, seluruh
Kalsium Metafosfat bertransformasi menjadi β-Kalsium Metafosfat
4.
Pelapisan substrate dengan komposisi
lapisan kedua mengandung Kalsium Metafosfat dengan Hidroksiapatite
CaCO3 dan NH4H2PO4
digiling selama 5 jan di dalam ball mill yang mengandung alumina
milling balls dengan larutan alcohol. Setelah campuran dikeringkan
dipemanas, Bubuk kering tersebut dipanaskan mencapai 1400°C pada tekanan
atmosfer selama 8 jam. Hasilnya adalah Tetracalsium Fosfat atau Hidroksiapatit.
Hidorksiapatit dicampur dengan Kalsium Metafosfat dengan perbandingan 1:2 di
dalam ball mill dengan adanya alcohol. Campuran dikeringkan dan
digerinda untuk membentuk bubuk. Kemudian bubuk dicampur dengan air deionisasi
untuk membentuk komposisi adonan yang memiliki perbedaan konsentrasi solid.
Hasil komposisi adonan digunakan sebagai komposisi lapisan kedua yang digunakan
pada sampel alumina substrat yang sudah mengandung lapisan dari Kalsium
Pirofosfat (first coating) yang memiliki perbedaan ketebalan.
Berdasarkan pengamatan menggunakan X-Ray difraksi, bahwa fasa β-Tri Kalsium
Fosfat dan fasa β-Kalsium Pirofosfat yang terbentuk di lapisan kedua tergantung
pada ketebalan lapisan dari pelapisan pertama dan suhu sinterisasi.
Proses
untuk memproduksi biokeramik material pada tulang:
1. Mempersiapkan keramik alumina
substrat
2. Membentuk lapisan Kalsium Fosfat
pada keramik alumina substrat
3. Memanaskan material tulang sampai
terbentuk material tulang berpori
4. Melapisi material tulang berpori
dengan material Kalsium Fosfat
5. Menempatkan material tulang berpori
yang telah dilapisi pada layer Kalsium Fosfat di Alumina substrat untuk membentuk
komposit dan disinterisasi untuk mengikat material tulang berpori ke keramik
alumina substrat.
Aplikasi
·
Dental
Implan
·
Orthopedic
implans
·
Scaffolds
for tissue growth
·
Coating
for chemical bonding
·
Coating
for tissue ingrowth
·
Temporary
bone space filler
·
Maxxillocial
reconstruction
Crystalline Ceramic
Keramik kristalin ini mempunyai
mechanical properties yang bagus. Oleh sebab itu biasanya digunakan untuk
ditanamkan didalam tubuh manusia pada bagian yang fungsinya untuk menahan
beban. Contoh aplikasinya pada hip prostheses dan dental Implan.
Alumina (Al2O3)
Alumina
telah digunakan dalam pembedahan tulang lebih dari 20 tahun.
Properties :
·
Biocompatibilitasnya
bagus
·
Koefisian
gesekan rendah
·
Ketahanan
ausnya tinggi
·
Kekuatannya
tinggi
Aplikasi
·
Hip
prostheses
·
Kneee
prostheses
·
Dental
implants
Porous Ceramic
Merupakan keramik inert, mekanikal
stabilitasnya tinggi ketika tulang tumbuh di pori-pori keramik. Biasanya
digunakan untuk struktur penghubung atau tempat penggantungan pada formasi
tulang. Keramik porous ini hanya digunakan pada aplikasi yang tidak menopang
beban dikarenakan kekuatannya yang rendah. Contohnya hydrokxyapatite.
Hydroxyapatite (Ca10(PO4)6(OH)2)
Merupakan komponen kristalin utama
pada fasa mineral tulang. Encourages pertumbuhan tulang pada sepanjang
permukaannya. Hydroxiapatite ini dapat membentuk ikatan fisik dengan tulang
setelah di inplankan ke dalam tubuh.
Aplikasinya:
·
Scaffolds for tissue growth
·
Pengisi tulang yang rusak/cacat
·
Coating pada metal implants
Corail® Total Hip System
Tulang paha Corail memiliki kekuatan
yang tinggi, alat dari titanium memiliki tekstur permukaan yang kasar, sehingga
harus dicoating menggunakan hydroxyapatite. Permukaan yang kasar
dari titanium dan hidroxyapatite tetap memungkinkan tulang baru untuk tumbuh di
sekitar implant secara biologis tanpa membutuhkan bantuan perekat atau material
pembantu lainnya.
Dental Implant
Gigi Implan (Dental Implants) adalah
gigi yang terbuat dari bahan titanium berteknologi tinggi yang berfungsi
sebagai pengganti akar gigi asli yang hilang. Titanium digunakan karena secara
biologis titanium adalah bahan yang dapat beradaptasi dengan tubuh manusia.
Gigi implan (Dental Implants) dapat digunakan untuk menggantikan satu atau
seluruh gigi yang hilang.
Melalui operasi, gigi implan
diletakkan di dalam tulang rahang yang berfungsi sebagai jangkar bagi gigi
pengganti. Setelah terbentuk ikatan antara gigi implan dan tulang rahang, gigi
implan dapat menjadi penyangga yang kokoh untuk crowns (makhota buatan), bridge
(protesa gigi jembatan), ataupun gigi palsu. Umunya biomaterial yang digunakan
pada dental implant ini adalah Al2O3, Hidroxyapatite, HA
coating, bioactive glasses, endodontic glasses, Ca(OH)2.
Prosedur ini dapat menggantikan satu atau banyak gigi tanpa
mempengaruhi gigi di sebelahnya dan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi
orang yang kehilangan seluruh giginya.
Keuntungan dari sebuah implan adalah
1. Tidak perlu ada dua gigi untuk
dijadikan penangga.
2. Tidak perlu ada pekerjaan
pemangkasan gigi untuk memasang mahkota.
3. Hanya mengganti gigi yang hilang.
4. Bisa dipasang untuk menggantikan
beberapa gigi yang hilang. Tidak ada batasan rentang asalkan kesehatan pasien
dan tulang rahang baik.
5. Gigi mirip seperti gigi asli.
Kendati demikian sistem implan ini juga memiliki kelemahan.
1. Biaya lebih mahal.
2. Waktu pemasangan relative lebih
lama.
3. Biaya tidak ditanggung asuransi
gigi.
4. Pasien akan mengalamai rasa
ketidaknyamanan dan penyembuhan relative lebih lama sebelum penanaman akar
stabil.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dengan pengembangan yang tepat pada bio-polimer keramik hal tersebut
pasti saangat berguna di bidang kesehatan bagi manusia yang hidup di era modern
ini.
Keramik dapat berperan penting untuk
menggantikan sistem kegunaan tulang pada tubuh manusia dengan sifat-sifat yang
telah di sesuaikan sebelumnya.
B. SARAN
Dengan perkemabngan jaman seperti sekarang tulangpun bisa diganti dengan
bio-polimer keramik yang dapat berdaptasi dengan tubuh manusia walaupun masih
ada sedikit kekurangan yang di timbulkanya. Dengan pengemabangan yang lebih
baik hal tersebut mungkin bisa diminimalisir lagi.
Dalam segi kesehatan hal ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia
yang sangat membutuhkan hal tersebut yaitu bio-polimer pengganti tulang atau
bio-polimer pengganti graft tulang.
Semoga seiring berjalanya waktu perkembangan teknologi ini semakin
berkemabang dan terutamnya bermanfaat bagi kehidupan manusia saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CDMQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.unwahas.ac.id%2Fpublikasiilmiah%2Findex.php%2FMOMENTUM%2Farticle%2Fview%2F132%2F125&ei=ehzDUdLnAYqHrgfyooH4DQ&usg=AFQjCNFiIhe6Frp2ZHpubPU686Z9bCk5BQ&sig2=wSvG5mguOA83QfGbttO7xw&bvm=bv.48175248,d.bmk&cad=rja, (di akses pada
tanggal 20 Juni 2013)
http://emigogroup.wordpress.com/2012/01/17/keramik-biomaterial/ (di akses pada tanggal 20 Juni
2013)
http://www.specialistdentalgroup.com/in/pelayanan/impan_gigi_konvensional.php (di akses pada tanggal 20 Juni 2013)
http://jongjava.com/web/kuliner/494 (di akses pada tanggal 20 Juni 2013)
http://jongjava.com/web/kuliner/494 (di akses pada tanggal 20 Juni 2013)