Jasad Firaun yang diselamatkan Allah swt.untuk menjadi pelajaran (islamstory) |
dakwatuna.com – Kedhaliman dengan segala bentuknya adalah hal
yang sangat dibenci dalam Islam. Walaupun yang didhalimi bukanlah
orang-orang Islam. Karena Allah swt. berfirman dalam sebuah hadits
qudsi: “Sesungguhnya Aku tidak akan berbuat dhalim. Aku juga jadikan
kedhaliman sebagai sesuatu yang haram kalian lakukan. Maka janganlah
kalian saling mendhalimi.”
Ketika pindah ke Madinah, Rasulullah saw. mendapati orang-orang
Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram (Asyura). Beliau bertanya, dan
mereka menjawab, “Ini adalah hari baik. Ini adalah hari Allah swt.
menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya (Firaun). Oleh karena itu Nabi
Musa as. melaksanakan puasa pada hari ini.” Rasulullah saw. berkata, “Aku lebih berhak atas Nabi Musa daripada kalian.” Maka Rasulullah saw. pun berpuasa dan memerintahkan umat Islam untuk mengikutinya.
Awalnya puasa Asyura adalah wajib. Namun setelah turun perintah puasa
bulan Ramadhan, puasa ini menjadi sunah. Rasulullah saw. menjanjikan
orang yang melaksanakan puasa ini dengan ampunan perbuatan-perbuatan
dosa yang dilakukan selama setahun yang lalu.
Hikmah ajaran puasa ini, Rasulullah saw. ingin kita semua membaca dan
mengambil pelajaran dari sejarah. Bani Israil pernah berada pada masa
yang sangat sulit. Banyak orang meyakini bahwa kemenangan mereka adalah
sesuatu yang mustahil. Firaun akan tetap berkuasa; orang-orang dhalim
akan tetap menduduki jabatannya.
Namun tiba-tiba persepsi itu berubah seketika. Firaun dengan
sombongnya memimpin pasukan menyeberangi Laut Merah setelah melihat Bani
Israil menyeberanginya dengan sebuah mukjizat. Saat itulah Firaun dan
pasukannyan dibinasakan dalam sekejap mata. Seperti inilah di antara
kekuasaan Allah swt.
Penguasa yang dhalim, sekuat apapun, pasti sedang menapaki jalan kebinasaannya. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah swt. memberi tenggang waktu kepada orang dhalim, sehingga ketika disiksa tidak bisa mengelak lagi.”
Keyakinan dengan kemenangan dan pertolongan Allah swt. tidak boleh mati di hati umat Islam. Allah swt. berfirman: “Kemenangan itu adalah milik orang-orang yang bertakwa.”
[Al-A’raf: 128]. Dan kebinasaan penguasa dhalim tidak hanya terjadi
pada jaman Nabi Musa as. saja. Tapi akan terjadi seterusnya. Allah swt.
berfirman: “Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang lalim yang
telah Kami binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain
(sebagai penggantinya).” [Al-Anbiya: 11]
Ketika Abu Jahal terbunuh dalam perang Badar, Rasulullah saw. berkata, “Ini adalah firaunnya umat ini.”
Perkataan ini menunjukkan bahwa akan ada penguasa-penguasa yang dhalim,
tapi akhir mereka selalu saja kebinasaan seperti yang dialami Firaun.
Rasulullah saw. ingin umatnya mengingat dan meyakini kemenangan dan
pertolongan Allah swt. ini, hingga akhirnya beliau memerintahkan umatnya
melakasanakan puasa Asyura. (msa/dakwatuna/disarikan dari tulisan
Raghib Sarjani dalam situs islamstory.com)