GERAKAN
30 SEPTEMBER PKI
(G30SPKI)
PADA
PEMERINTAHAN ORDE LAMA
REZIM
Ir. SOEKARNO
OLEH
:
FANDI
AHMAD C2A012011
UNIVERSITS
MUHAMMADAIYAH SEMARANG
FAKULTAS
TEKNIK
JURUSAN
TEKNIK MESIN
2013
A. LATAR BELAKANG
PKI merupakan partai komunis yang terbesar di
seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Anggotannya tercatat hingga lebih dari
3,5juta di seluruh dunia, belum terhitung
3 juta dari pergerakan anggota mudanya. PKI juga mengontrol pergerakan
serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan
Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita
(Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, Di Indonesia
memiliki anggota dan pendukung 9 juta orang dan di antaranya adalah loyalis pergerakan partai
PKI tersebut
Pada era "Demokrasi Terpimpin", kolaborasi
antara kepemimpinan PKI dan kaum burjuis nasional dalam menekan
pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan
masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Hal-hal ini menyebabkan
pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun, inflasi terus menaik dan
korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.
Pada tahun 1951, D.N Aidit terpilih menjadi ketua PKI dan
mulai menyusun program-program untuk bangkit kembali. Munculnya aktivitas PKI pada tahun 1951
mendorong Kabinet Sukiman melakukan penangkapan para kader PKI. Kemudian pimpinan PKI mengubah strategi
organisasinya untuk melakukan penyusupan ke dalam angkatan bersenjata. Usaha
tersebut membawa keberhasilan PKI menjadi salah satu partai besar di ndonesia
pada tahun 1955 dari beberapa partai besarnya semisal masumi dan sebagainya.
Pada tahun 1964, D.N Aidit membentuk biro khusus untuk
melakukan pembinaan terhadap kader-kader PKI dalam tubuh angkatan bersenjata.
Pembinaan kader tersebut mencangkup para anggota Pemuda Rakyat (PR) dan Gerakan
Wanita Indonesia (Gerwani). Bersamaan dengan itu, PKI juga melakukan penyusupan
ke dalam organisasi politik dan kemasyarakatan lainnya.
Sikap PKI semakin agresif di tahun 1964, yaitu dengan
melakukan penyerangan kepada pihak-pihak yang dianggap telah melawan melalui
rapat-rapat umum, serta kampanye melalui media massa dan poster propaganda. PKI
juga melakukan aksi sepihak melalui kader-kadernya dengan menghasut kaum buruh
dan petani untuk merampas tanah dengan alasan land reform. Aksi tersebut
diikuti dengan tindakan fisik terhadap orang-orang yang melawan. Tindakan ini
banyak menimbulkan korban jiwa.
Kondisipolitik
di Indonesia semakin rumit akibatnya gerakanaksi PKI yang merugikan
bangsa Indonesia serta adanya konfrontasi PKI dengan Malaysia yang dianggap sebagai proyek nekolim
(Neokolonialisme dan Imperialisme) oleh Presiden Soekarno. Hal ini dimanfaatkan
oleh PKI untuk dapat memperkuat diri. PKI menerapkan ajaran Nasakom
(Nasionalis, Agama, dan Komunis) ke badan pemerintahan, termasuk di dalamnya
ABRI. Tanggal 14 januari 1965, D.N Aidit menuntut untuk mempersenjatai kaum
buruh dan petani dengan alasan untuk menghancurkan Nekolim.
Tuntutan PKI ditampung oleh Front Nasional. PKI
mengusulkan pembentukan Angkatan Lima yang terdiri dari kaum buruh dan tani,
serta berdiri sendiri lepas dari ABRI. Tanggal 17 Januari 1965, diadakan
pertemuan yang membahas untuk melatih dan mempersenjatai soko guru revolusi
(kaum buruh dan tani) untuk menghadapi Nekolim. Namun, usul ini ditolak oleh
Angkatan Darat karena akan menimbukan rasa saling curiga antara militer dengan
PKI.
Musuh yang berbahaya bagi PKI adalah Angkatan Darat,
sehingga PKI berusaha untuk mengkambinghitamkan Angkatan Darat dengan aksi
sepihak. PKI dan Barisan Tani Indonesia (BTI) melakukan aksi sepihak dengan
menghasut kaum tani untuk langsung menggarap tanah yang menurut mereka menjadi
ilik petani berdasarkan Undang-Undang Agraria.
Akibat dari kejadian tersebut, terjadi bentrokan fisik
yang banyak menjatuhkan korban jiwasaat militer
berusaha untuk mencegah usaha para kaum tani. Aksi sepihak ini terjadi di
Sumatra Utara (Peristiwa Bandar Betsy) dan Kediri (Peristiwa Kanigoro) tahun
1964.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan
masalah dari makalah ini, antara lain:
1.
Apa yang
dimaksud dengan G-30 S/PKI?
2.
Bagaimana
kejadian seputar peristiwa G-30 S/PKI?
3.
Siapasajakah yang
diculikdalamaksipenculikanoleh G-30S/PKI?
4.
Bagaimana
kejadian pasca peristiwa G-30 S/PKI?
5.
Apa yang
menjadi faktor penyebab peristiwa G-30 S/PKI?
6.
Bagaimana
proses penangkapan dan pembantaian terhadap anggota dan pendukung PKI?
7.
Apa saja dampak
yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut?
8.
Siapa saja yang
menjadi korban dari peristiwa ini?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan
dari makalah ini, antara lain:
1.
Mengetahui sejarah secara singka tdariG-30 S/PKI pada rezim Soekarno
2.
Menjelaskan
kejadian tentang seputar peristiwa G-30 S/PKI.
3.
Mengetahuitokoh yang
diculikdalamaksi penculikan yang dilakukan oleh PKI terhadap anggota TNI.
4.
Menjelaskan peristiwa
pasca G-30 S/PKI.
5.
Mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab
peristiwa G-30 S/PKI.
6.
Menguraikan
proses penangkapan dan pembantaian terhadap anggota dan pendukung PKI.
7.
Mengetahui
dampakdankorban yang
ditimbulkan dari peristiwa G-30 S/PKI.
BAB II
PEMABAHASA
A. PENGERTIAN G-30
S/PKI
Gerakan 30 September atau yang sering kitadengardengan G 30 S PKI,
G-30S/PKI atau Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) adalah sebuah peristiwa
yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober
1965 di mana enam perwira tinggi militer angkatan darat negara Indonesia beserta beberapa orang penting lainnya dibunuh
dalam suatu usaha percobaan kudeta pemerintahan rezim Soeharto yang kemudian
dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia atau yang
sering kita dengar dengan singkatan PKI.
Permasalah politik pada masa pemerintahan tersebut juga menambah rumit permasalahan ini mengenai peristiwa gerakan
30 september PKI. Para pemberontak mengumumkan lewat radio bahwa
peristiwa gerakan 30 September merupakan kelompok militer yang bertindak ingin melindungi Soekarno
dari serangan kudeta yang direncanakan oleh para dewan (Jenderal Angkatan
Darat) di Jakarta yang telah korup dan menjadi kaki tangan Badan Intelegen
Pusat Amerika Serikat (CIA).
B. KEJADIAN
SEPUTAR PERISTIWA
Isu sakitnya Soekarno merupakan salah satu tindakan
PKI menyebarkan isu dikalangan masyarakat. Hal ini dilakukan Aidit untuk
mengambil alih kekuasaan, seandainya Soekarno tidak memimpin lagi.
Setelah itu, PKI melanjutkan sasaran utamanya kepada
pimpinan Angkatan Darat, yaitu kelompok militer yang tidak mau bekerja
sama dengan PKI. Pimpinan Biro Khusus PKI, Syam Kamaruzaman, mempersiapkan
agenda untuk melaksanakan gerakan pada tanggal 30 September. Agenda
tersebut, antara lain:
a. Menduduki
gedung RRI.
b. Membentuk Dewan
Revolusi yang akan menggantikan Pemerintahan Sipil.
c. Menculik para
jenderal pimpinan TNI-AD untuk melumpuhkan kekuatan ABRI.
d. Memperkuat
basis pertahanan PKI yang berada di Lubang Buaya dekat markas TNI-AD.
e. Mendemisionerkan
Kabinet Dwikora dan membentuk pemeritahan berdasarkan Nasakom.
Gerakan militer dipimpin oleh Letkol Untung Samsuri,
serta empat kompi pengawal kepresidenan dan menamakan gerakan tersebut dengan
Gerakan 30 September (Gestapu). Sebelum melakukan penyerangan, tanggal 30
September 1965, mereka melakukan penculikan perwira-perwira, antara lain:
a. Letnan Jenderal
Achmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat).
b. Mayor Jenderal
R. Soeprapto (Debuti II Panglima Angkatan Darat).
c. Mayor Jenderal
Mas Tirtodarmo Haryono (Debuti III Panglima Angkatan Darat).
d. Mayor Jenderal
Suwando Parman (Asisten I Panglima Angkatan Darat).
e. Brigader
Jenderal Donald Izacus Pandjahitan (Asisten IV Panglima Angkatan Darat).
f. Brigader
Jenderal Soetojo Siswomihardjo (Inspektur Kehakiman/Oditur).
g. Letnan I Pierre
Andreas Tendean (Ajudan Jenderal A.H Nasution).
PKI kemudian menculik dan membawa tujuh perwira ke lubang
buaya. Namun, ada tiga perwira yang telah ditembak mati sebelum dibawa ke
lubang buaya, yaitu Jenderal Achmad Yani, Mayor Jenderal M.T Haryono, dan Brigader
Jendera D.I Pandjahitan.
Sebenarnya, Jenderal Abdul Haris Nasution (Menteri
Kompartemen Hankam/Kepala Staf ABRI) ikut dalam target penculikan, namun dapat
meloloskan diri sehingga para penculik membawa Letnan I P.A Tendean dn Putri
Jenderal Nasution, ade Irma Nasution ikut menjadi korban.
Bersamaan dengan waktu penculikan, Pasukan Bimasakti
merebut dan menguasai gedung RRI dan Pos Telekomunikasi di Jalan Merdeka. Pukul
07.20, LetkolUntung menyiarkan tentang adanya gerakan pembersihan terhadap para
anggota Dewan Jenderal yang berencana melakukan kudeta terhadap pemerintahan
Soekarno oleh para perwira muda. Pernyataan tersebut diulang pada pukul 08.15.
Pukul 13.00, diumumkan mengenai pembentukan Dwan Revolusi
dan Kabinet Dwikora yang dinyatakan domisioner. Pemberitahuan tersebut
disiarkan melalui RRI, bersamaan diumumkannya bahwa Dewan Revolusi merupakan
sumber kekuatan dalam RI.
PKI berhasil menduduki kekuasaan di Jawa Tengah dengan
menguasai Markas Kodam VII/Diponegoro dan Markas Korem 072. PKI juga
mendirikan Dewan Revolusi di Yokyakarta yang diketuai Mayor Mulyono. Komandan
Korem 072, Kolonel Katamso dan kepala stafnya yaitu Letnan Kolonel Sugiyono
diculik dan dibunuh oleh pemberontakan di Desa Kentungan. PKI juga mendirikan
Dewan Revolusi di Yokyakarta yang diketuai oleh Mayor Mulyono dan disiarkan
melalui RRI Yokyakarta.
Pangkostrad Mayor Soeharto selaku
pimpinan tertinggi menumpas TKI pada tanggal 1 Oktober 1965. Aparat yang
melakukan penumpasan, yaitu Batalion 328 Kujang/Siliwangi, Batalion 2 Kavaleri
dan RPKAD (Batalion I Resimen Para Komado Angkatan Darat) dibawah pimpinan
Kolonel Sarwo Edhie Wibisono. Akhirnya pemberontakan G30 S/PKI berhasil
digagalkan dalam waktu singkat.
C. KORBAN PENCULIKAN
Dalamaksipenculikanolehgerakan 30 september PKI, PKI
menculik para jendral sebagai berikut :
1.
Penculikan
Terhadap Jendera TNI A.H Nasution
2.
Penculikan Terhadap Letjend TNI A. Yani
3.
Penculikan terhadap Mayjend TNI R. Soeprapto
4.
Penculikan Terhadap Mayjend S. Parman
5.
Penculikan Terhadap Mayjend M.T Haryono
6.
Penculikan Terhadap Brigjend TNI Soetojo
Siswoiharjo
7.
Penculikan terhadap Brigjend TNI D.I Pandjahita
D. PASCA PERISTIWA
Pada tanggal 1
Oktober 1965 Sukarno dan sekretaris jendral PKI Aidit menanggapi
pembentukan Dewan Revolusioner oleh para "pemberontak" dengan
berpindah ke Pangkalan Angkatan Udara Halim di Jakarta untuk mencari
perlindungan.
Pada tanggal 6
Oktober Sukarno mengimbau rakyat untuk menciptakan "persatuan
nasional", yaitu persatuan antara angkatan bersenjata dan para korbannya,
dan penghentian kekerasan. Biro Politik dari Komite Sentral PKI segera
menganjurkan semua anggota dan organisasi-organisasi massa untuk mendukung
"pemimpin revolusi Indonesia" dan tidak melawan angkatan bersenjata.
Pernyataan ini dicetak ulang di koran CPA bernama "Tribune".
Pada tanggal 12
Oktober 1965, pemimpin-pemimpin Uni-Sovyet Brezhnev, Mikoyan dan
Kosygin mengirim pesan khusus untuk Sukarno:
"Kita dan
rekan-rekan kita bergembira untuk mendengar bahwa kesehatan anda telah
membaik...Kita mendengar dengan penuh minat tentang pidato anda di radio kepada
seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang dan menghindari kekacauan...Imbauan
ini akan dimengerti secara mendalam."
Pada tanggal 16
Oktober 1965, Sukarno melantik Mayjen Soeharto menjadi Menteri/Panglima
Angkatan Darat di Istana Negara. Berikut kutipan amanat presiden Soekarno
kepada Soeharto pada saat Soeharto disumpah:
“ Saya perintahkan kepada Jenderal Mayor Soeharto, sekarang Angkatan Darat
pimpinannya, saya berikan kepadamu, buatlah Angkatan Darat ini satu Angkatan
dari pada Republik Indonesia, Angkatan Bersenjata daripada Republik Indonesia
yang sama sekali menjalankan Panca Azimat Revolusi, yang sama sekali berdiri di
atas Trisakti, yang sama sekali berdiri di atas Nasakom, yang sama sekali
berdiri di atas prinsip Berdikari, yang sama sekali berdiri atas prinsip
Manipol-USDEK.
Manipol-USDEK telahditentukanolehlembagakita yang
tertinggisebagaihaluannegaraRepublik Indonesia.Dan olehkarenaManipol-USDEK
iniadalahhaluandaripadanegaraRepublik Indonesia, makadiaharusdijunjungtinggi,
dijalankan, dipupukolehsemuakita.OlehAngkatanDarat, AngkatanLaut,
AngkatanUdara, AngkatanKepolisian Negara. Hanyajikalaukitaberdiribenar-benar di
atasPancaAzimatini, kitasemuanya, makabarulahrevousikitabisajaya.
Soeharto, sebagaipanglimaAngkatanDarat,
dansebagaiMenteridalamkabinetku, sayaperintahkanengkau, kerjakanapa yang
kuperintahkankepadamudengansebaik-baiknya.
SayadoakanTuhanselalubesertakitadanbesertaengkau!”.
Dalam sebuah Konferensi Tiga Benua di Havana di bulan Februari
1966, perwakilan Uni-Sovyet berusaha dengan segala kemampuan mereka untuk
menghindari pengutukan atas penangkapan dan pembunuhan orang-orang yang dituduh
sebagai PKI, yang sedang terjadi terhadap rakyat Indonesia. Pendirian mereka
mendapatkan pujian dari rejim Suharto. Parlemen Indonesia mengesahkan resolusi
pada tanggal 11 Februari, menyatakan "penghargaan penuh" atas
usaha-usaha perwakilan-perwakilan dari Nepal, Mongolia, Uni-Sovyet dan negara-negara
lain di Konperensi Solidaritas Negara-Negara Afrika, Asia dan Amerika Latin,
yang berhasil menetralisir usaha-usaha para kontra-revolusioner apa yang
dinamakan pergerakan 30 September, dan para pemimpin dan pelindung mereka,
untuk bercampur-tangan di dalam urusan dalam negeri Indonesia."
E. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Faktor
yang paling utamamempengaruhigerakan 3o september PKI adalahsebagaiberikut :
1.
Faktor Amerika Serikat
2. Faktor Malaysia
3. FaktorEkonomi
4. IsuSoekarnoSakit
5. Dan, sebagainya
F.
PENANGKAPAN DAN PEMBANTAIAN G30 S/PKI
PENUMPASAN G 30 S / PKI
1965 Dalam bulan-bulan setelah peristiwa ini, semua anggota dan pendukung PKI,
atau mereka yang di anggap sebagai anggota dan simpatisan PKI, semua partai kelas buruh
yang di ketahui dan ratusan ribu pekerja dan petani Indonesia yang lain
di bunuh atau di masukkan ke kamp-kamp tahanan untuk disiksa dan diinterogasi.
Pembunuhan-pembunuhan ini terjadi di Jawa Tengah (bulanOktober), JawaTimur (bulan
November) dan Bali (bulanDesember).Berapajumlah orang yang dibantaitidakdiketahuidenganpersis
- perkiraan yang konservatifmenyebutkan 500.000 orang, sementara perkiraan lain
menyebut dua sampai tiga juga orang. Namun diduga setidak-tidaknya satu juta orang
menjadi korban dalam bencana enam bulan yang mengikuti kudeta itu.Dihasut dan dibantu oleh tentara,
kelompok-kelompok pemuda dari organisasi-organisasi muslim sayap-kanan seperti barisan Ansor
NU dan Tameng Marhaenis PNI melakukan pembunuhan-pembunuhan massal, terutama di
Jawa Tengah danJawaTimur. Ada laporan-laporan bahwa Sungai Brantas di dekat Surabaya
menjadi penuh mayat-mayat sampai di tempat-tempat tertentu sungai itu
"terbendung mayat".Pada akhir 1965, antara 500.000
dan satu juta anggota-anggota dan pendukung-pendukung PKI
telah menjadi korban pembunuhan dan ratusan ribu lainnya dipenjarakan di kamp-kampkonsentrasi,
tanpa adanya perlawanan sama sekali. Sewaktu regu-regumiliter yang didukungdana CIA
menangkapi semua anggota dan pendukung PKI yang
terketahui dan melakukan pembantaian keji.
G. DAMPAK
Dampak Negatif
a.
banyak pahlawan
kita banyak yang gugur
b.
hubungan
diplomatik dengan negara komunias menjadi renggang
c.
terjadi
penodaan terhadap ideologi dan kedaulatan negara kita
Dampak Positif
a.
kita dapat
lebih waspadai terhadap serangan yang mnyerang NKRI baik dari dalam maupun luar
b.
kita dapat
bersatu dan dapat bertahan /menyadari bawah pancasila adalah jati diri bangsa
kita
c.
dengan adanya
g30s pki kedudukan pancasila dalam negara menjadi lebih kuat
Dampak sosial
politik dari g 30 s/pki.
a.
Secara politik
telah lahir peta kekuatan politik baru yaitu tentara Angkatan Darat.
b.
Sampai bulan
desember 1965 pki telah hancur sebagai kekuatan politik di indonesia.
c.
Kekuasaan dan
pamor politik presiden soekarno memudar.
d.
Secara sosial
telah terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang PKI atau dianggap
PKI, yang tidak semuanya melalui proses pengadilan dengan jumlah yang relatif
banyak.
D.
KORBAN G-30 S/PKI
Dari peristiwa
Gerakan 30 September, mengakibatkan banyaknya korban yang terbunuh.
Korban-korban tersebut, antara lain
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. G-30 S/PKI merupakan perbuatan PKI
dalam rangka usahanya untuk merebut kekuasaan di negara Republik Indonesia
dengan memperalat oknum ABRI sebagai kekuatan fisiknya. Oleh karena itu,
gerakan pemberontakan ini telah dipersiapkan jauh sebelumnya dan tidak terlepas
dari tujuan PKI untuk membentuk negara komunis.
2. Akibat dari gerakan ini, banyak
korban-korban yang berjatuhan. Dari sekian banyak korban yang terbunuh,
terdapat tujuh orang Panglima Angkatan Darat, yakni Letjend A. Yani, Mayjend
R.Soeprapto, Mayjend M.T Haryono, Mayjend S. Parman, Brigjend D.I Pandjahitan,
Brigjend Soetojo Siswomihardjo, dan Letjend I P.A Tedean.
3. Penumpasan G-30 S/PKI yang dipimpin oleh Pangkostrad Mayjen Soeharto dan kemudian
beliau memerintahkanKolonelSarwo Edi
Wibowodenganhasil :
a. Tanggal 1 Oktober 1965
berhasil menguasai kembali RRI Pusat dan gedung pusat Telekomunikasi.
b. Tanggal 2 Oktober 1965 menguasai
lapangan udara Halim Perdana Kusuma yang dijadikan basis PKI.
c. Tanggal 3 Oktober 1965 pencarian
jenasah para perwira AD yang diculik atas petunjuk dari seorang polisi
(Sukiman) berhasil mengetahui tempat jenasahnya di sumur tua lubang buaya.
d. Tanggal 5 Oktober 1965 bertepatandengan
HUT ABRI dilaksanakan pemakaman jenasah ditaman makam Pahlawan Kali bata Jakarta.
4. Kegagalan G-30
S/PKI, berarti bahwa pemerintahan Orde Lama. Dan pada tanggal 1 Oktober 1965
menjadi awal proses peralihan dari pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru, yaitu
orde atau tatanan yang secara murni dan konsekuen. Mulainya Orde Baru ditadai
dengan Surat Perintah sebelas Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno
kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan-tindakan yang perlu
demi keamanan bangsa dan negara. Berdasarkan pada Supersemar tersebut, tanggal
12 Maret 1966, Soeharo membubarkan PKI dengan segenap organisasi massa dan
organisasi politiknya.
C.
SARAN
Berdasarkan penjelasan dari
data-data diatas seharusnya kita sekarang menjadi kan hal tersebut menjadi suatu hal yang
patut direnungkan yang kita dapat mengambil suatuhal yang
baikd ari relasihalter sebut dengan keadaan bangsa kita sekarang,
dari hal tersebut kita juga dapat belajar untuk tidak mengulangi hal tersebut di
masa pemerintahan yang akandatangdipemerintahan NKRI ini.
Terlebih lagi timbul korban jiwa hanya untuk merebutkan kekuasaan semata,
bangsa Indonesia memilikibudiluhur yang baik dab
berwibawa sehingga hal tersebut menjadi pemacu bagi kita untuk dapat mengambil hal yang
baik dari peristiwa tersebut.
Semoga generasi penerus bangsa
yang akan sekarang ataupun yang
akan datang tidak mengulangi hal tersebut dan memimpin bangsa ini dengan baik,
menjadi kan bangsa Indonesia yang kaya ini lebih maju daripada yang sekarang
DAFTAR PUSTAKA